Sengat Lebah - Refleksi Prie GS -


Tak disangka bunga yang saya siram menyimpan sarang lebah. Maka ketika air mengguyurnya, lebah-lebah itu bubar dan kalap sambil serang sana sini. Kaget dengan serangan itu, saya berusaha melindungi wajah. Tapi seekor lebah memilih daerah yang bebas dari pengawasan yaitu kaki, tepatnya jempol kaki.

Sakitnya tidak seberapa, yang sangat justru karena rasa kagetnya. Tapi yang paling teringat adalah perasaan ngeri dan trauma. Sengatan itu adalah horor yang terekam di benak saya sejak masa kecil.

Waktu itu musibah belum selengkap sekarang. Kejahatan juga masih mengenal etika. Malingpun masih tau diri kalau yang punya rumah masih terjaga. Karenanya sengatan lebah telah menjadi ancaman yang menakutkan pada saat itu. Beritanya segera tersiar sebagai kegemparan. Hari ini tersengat, besok bengkak-bengkak dan jadi tontonan warga.

Membayangkan lebah, sarang dan sengatnya adalah mengingat banyak trauma. Begitu juga dengan sarang lebah dan bunga dalam pot. Penafsiran saya adalah pot itu telah menjadi sarang bahaya sehingga ia pantas disingkirkan. Biar saya saja yang jadi korban. Jangan oranglain, tetangga, apalagi istri dan anak saya.

Sejak tragedy itu, pot dan bunga itu saya tatap dengan pandangan permusuhan. Tapi ternyata cuma membuang pot itu menjadi kegiatan yang terus tertunda. Bunga itu masih saja ada disitu walau sudah tidak pernah saya sirami lagi. Saya berharap bunga itu layu, dan lebah-lebah itu pergi.

Tapi tiap kali melewatinya ada rasa penasaran. Bunga itu tidak juga mati. Lebah-lebah itu juga masih merubungi sarangnya. Saya jadi tergerak untuk mengamati lebah-lebah itu. Mereka tetap tekun menjaga yang harus dijaga. Mereka tidak menyerang saya. Mereka hanya mempertahankan diri dari perusuh yang akan menghancurkan rumahnya.

Pelan-pelan saya merasa sayalah sumber masalahnya. Saya mulai diserang rasa bersalah. Sudut pandang saya terlalu dipenuhi trauma masa silam. Saya hanya melihat lebah sebagai makhluk penyerang belaka, padahal ia hanya mempertahankan diri. Saya lupa, lebah adalah binatang yang bertanggungjawab terhadap tugas. Akhirnya bunga itu kembali saya siram. Saya memutuskan untuk hidup berdampingan dengannya sebagai pihak yang sama-sama sedang menjalankan tugas.(PrieGS)

Terima kasih telah membaca artikel tentang Sengat Lebah - Refleksi Prie GS - di blog Refleksi Prie GS bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :