REFLEKSI PRIEGS: Absensi Pegawai Negeri

Absensi Pegawai Negeri - Berita tentang PNS di hari pertama pasca Lebaran makin mudah dihafali: berapa yang membolos dan hukuman apa yang akan dijatuhkan. Pada awalnya, saya gembira pada berita seperti ini tetapi sekarang tidak lagi. Pada awalnya, sanksi disiplin pada pembolos ini adalah bagian dari akuntabilitas dan ini harus disetujui. Tetapi adakah disiplin semacam ini sudah berhubungan dengan tingkat kepuasan publik atas kinerja pegawai negerinya. Jika ternyata belum, disiplin semacam itu tak banyak artinya. Tujuan akhir birokrasi adalah kinerja, bukan absensi. 



Sebagai publik saya lebih menyukai pegawai negeri yang banyak libur tetapi surat-surat publik bisa diselesaikan dengam cepat katimbang disiplin menepati jam kantor tetapi urusan surat lama sekali. Publik harus bersama-sama memberi kesaksian pada soal ini agar jelas, adakah telah jelas pengaruh disiplin absensi itu dengan tingkat kepuasaan pelayanan.

Jika kepuasaan publik itu benar telah meningkat, disiplin absensi ini harus diselamati. Karena memang begitulah semestinya. Kedisiplinan memang harus bermuara pada produktivitas. Tetapi jika tidak, cara lama ini harus dieksperimentasi. Namanya juga eksperimen. Bisa.gagal bisa sukses. Tetapi apa ruginya mencoba karena siapa tahu ia besar manfaatnya. Dasar pemikirannya adalah seperti ini:
Soal paling berbahaya dalam kepemimpinan adalah jika mulai terjadi pembangkangan diam. Diam, patuh, tak membantah, tetapi sebetulnya tak menjalankan. Ia menerjemahkan kepatuhan terbatas pada soal-soal yang teknis dan mekanis. Itulah gerakan mesim yang rapi, tepat waktu dan taat azas tetapi hanya menyangkut datang datang dan pergi. Berangkat dan pulang. Karena itulah soal yang paling mudah dilihat, diukur dan dikontribusikan. Tetapi mengontribusikan pelayanan adalah sebuah medan yang sulit didefinisikan karena ia menyangkut kreativitas, inisiatif, integritas, kredibelitas, dedikasi, visi, missi, passion, kompetensi, imajiniasi, aktualitas, altruisme…. (opsi ini bisa saya perpanjang tapi apakah ada gunanya).

Bagi publik seperti saya, kedisiplinan absensi itu tak mendesak. Saya malah ingin ada istirahat yang cukup bagi PNS, ada iklim kerja yang lebih “fun” dan jauh dari ketegangan-ketegangan robotik. Mereka tak mengapa datang siang jika di rumah, tumpukan berkas itu malah di rampungkan. Cara ini selain produktif juga berdampak mengurangi kemacetan. Harap tahu, setiap pagi, jalan raya kita telah habis diborong anak sekolah. Kedatangan pegawai negeri, pekerja kantor, dan karyawan pabrik yang berebut jam yang sama, lebih menakutkan dari Brexit versi Brebes Exit itu karena berlangsung setiap hari. Biarlah PNS pulang cepat kalau pekerjaan telah dikebut. Biarlah tersedia satu hari kerja yang bersifat opsional. Mereka boleh bekerja di rumah, di taman kota maupun di kebun binatang karena secara teknologi telah memungkinan.
Ide saya ini tak perlu diperdebatkan karena pasti tak mungkin dijalankan.
Terima kasih telah membaca artikel tentang REFLEKSI PRIEGS: Absensi Pegawai Negeri di blog Refleksi Prie GS bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :