REFLEKSI PRIEGS : Ideologi Binatang

Di sebuah mini market kudapati divisi HRD yang sedang meriset kepuasan pelanggan. Aku yang sedang mengantar istri kebagian menjadi respoendennya. Kuiyakan. Membantu kelancaran profesi orang lain harus diupayakan.
“Berapa menit?”
“Empat menit.”
“Baik.”

Tak menarik menceritakan detail isian kuisener yang telah banyak kita hafal itu. Yang kuanggap penting justru rasa ingin tahuku tentang kejiwaan pekerja minimarket yang diaudit secara terbuka semacam ini. Dibayar berapa mereka untuk menanggung ketidak nyamanan psikis ini. Bagi saya, dengam bayaran besar pun menilai orang di depan mata mereka adalah sebuah kekejaman. Apalagi jika bayaran mereka kecil. Hargailah kemanusiaan.
Mendengar respon yang tak terduga ini aduitor itu agak terkejut.
“Maaf. Profesi bapak apa?” tanyanya.
“Profesi saya adalah pecinta manusia. Maka setiap ada apa saja yang merendahkan manusia, marahlah saya,” kataku bercanda. Auditor itu sama sekali tak tertawa dan malah.mengurangi volume suaranya.
“Dilema saya Pak. Ditekan dari atas dan harus menekan ke bawah,” akhirnya ia curhat.

Dan nasihatku kepadanya.
“Jangan bekerja dengan ideologi semacam itu. Itu dunia binatang. Bekerjalah dengan moral. Jangan takut saat ditekan atasan. Kasihani dia. Stres mereka lebih tinggi darimu. Biar dikira takut pura pura takut saja. Tapi jangan kerjakan perintahnya yang berlebihan. Dan jangan menekan bawahan. Itu barbar. Tumbuhkan inisiatifnya. Jangan takut hasilnya lambat, jangan takut tidak disukai, jangan takut ancaman target jangan pula takut dipecat. Tumbuhlah sebagai manusia luhur dan manajemen akan takut padamu.”
Terima kasih telah membaca artikel tentang REFLEKSI PRIEGS : Ideologi Binatang di blog Refleksi Prie GS bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :