Refleksi Prie GS : Kelucuan Seekor Kucing

REFLEKSI PRIE GS - Menurutku semua kucing di dunia sama belaka. Begitulah adanya. Ia tidur, makan, bergerak, berburu, seperti layaknya kucing. Sama sekali jauh dari keadaan lucu apalagi berniat melucu. Tetapi tidak bagi putriku. Baginya, kucing ini adalah seluruh lucu. Jika si kucing tidur ia bisa menyeret bapaknya hanya untuk melihat dan menegaskan betapa lucu gaya tidurnya. "Lucu kan Pa?" Katanya. Jika reaksiku standar ia akan menekan : "Lucu kan Paaaa?" Dan biasasnya aku tak mau ambil risiko: "Iya nak. Lucu sekali."

Tapi sebetulnya aku sedang kebingingungan mencari kelucuannya. Begitulah memang kucing saat tidur. Ia merem belaka. Kumisnya tetap begitu saja. Bukan kumis yang sengaja dipotong di pinggir untuk disisakan di tengah agar disangka bahwa itulah kelucuan.

Lain kali kucing itu tegang menatap kucing asing yang lewat depan rumah. Tapi bagi putriku: "Lucu kan Pa? Lihat tuh. Matanya tuh!"
"Bukannya itu tegang nak?"
"Tapi lucu!"
"Tegang kok lucu?"
"Ya tapi lucu. Lihat tuh. Hayoo lucu tidak. Pokoknya harus lucu!"
Jika sudah begini aku biasanya mengalah. Dan hampir setiap kali aku menghadapi tekanan seperti ini. Jika kebetulan aku berpapasan dengan kucing ini tanpa putriku, aku memandangnya dengan rasa tertekan.

SUMBER:
Terima kasih telah membaca artikel tentang Refleksi Prie GS : Kelucuan Seekor Kucing di blog Refleksi Prie GS bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :